H. DWI RAHAYU


Ibadah
22/05/2014, 12:13 am
Filed under: Uncategorized

Ibadah

Disuatu tempat suatu saat dengan mantan pacar tercinta



RAHASIA SENYUMAN
18/04/2013, 3:05 am
Filed under: Uncategorized

Saudara, jika kamu melihat orang yang kamu sukai…….tersenyumlah, maka dia akan merasakan cintamu….jika kamu bertemu musuhmu ………. tersenyumlah, maka dia akan merasakan kekuatanmu………jika kamu bertemu dengan orang yang menghianatimu ……… tersenyumlah, maka dia aka merasakan penyesalan….dan jika kamu bertemu dengan orang yang tidak kamu kenal……tersenyumlah, maka kamu akan mendapatkan pahala dan kebaikan.



TIP MENEMPUH KEHIDUPAN
13/12/2012, 1:13 am
Filed under: Uncategorized

Untukmu : yang kemarin banyak berkeluh kesah dengan berbagai masalah

P. Dwi R

1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di bawah pohon rindang bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.

9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.

10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.

11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.

13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika dan masih tetap peduli padanya.

16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.

17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.

18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu,tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.

23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum – jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang disekelilingmu menangis.

                                                                                     Jatinom, 13 Desember 2012

 



BERKORBAN ITU INDAH
11/12/2012, 2:32 am
Filed under: Uncategorized

Pak Dwi R

Telah 2 musim hujan berlalu sehingga di mana-mana tampak pepohonan menghijau . Keliatan seekor ulat di antara dedaunan yg menghijau bergoyang-goyang di terpa angin .
”Apa kabar daun hijau” katanya …..
Tersentak daun hijau menoleh kearah suara yg datang .
”Ohh…kamu ulat , badanmu keliatan kurus dan kecil…mengapa ?” tanya daun hijau .
”Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku , bolehkan engkau membantuku sahabat ? ” kata ulat kecil .
”Tentu….tentu, dekatlah kemari. ‘aun hijau berpikir ‘ Jika aku memberikan sedikit saja daunku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau . Hanya saja aku akan keliatan berlobang-lobang…tapi tak apalah .”

Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju ke daun hijau .
Setelah makan dengan kenyang ulat berterima kasih kepada daun hijau yg telah merelakan sebagian tubuhnya menjadi makanan si ulat .

Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yg penuh kasih dan pengorbanan itu , ada rasa puas di dalam diri daun hijau . Sekali pun tubuhnya kini berlobang di sana sini namun ia bahagia dapat melakukan sesuatu bagi ulat kecil yg lapar .
Tidak lama berselang ketika musim panas datang daun hijau menjadi kering dan berubah warna .
Akhirnya ia jatuh ketanah di sapu orang dan dibakar .

Renungan……

Apa yg berarti di kehidupan kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama ?
Nahh……akhirnya semua yg ada akan mati bagi sesamanya yg tidak menutup mata ketika sesamanya dalam kesukaran . Yang tidak membelakangi dan seolah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak meminta tolong .
Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak melupakan kepentingan diri sendiri . Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi orang lain memang tidak mudah , tetapi indah .
Ketika berkorban diri kita sendiri mnjadi seperti daun hijau yg berlobang namun sebenarnya itu tidak mempengaruhi kehidupan kita , kita akan tetap hijau …Tuhan akan tetap memberkati dan memelihara kita .
Bagi daun hijau berkorban merupakan sesuatu perkara yg mengesankan dan terasa indah serta memuaskan . Dia bahagia melihat sesamanya dapat tersenyum karena pengorbanan yg ia lakukan .
Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal menjadi daun hijau , suatu hari ia akan kering dan jatuh .
Demikianlah kehidupan kita , hidup ini hanya sementara…kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik, kasih, pengorbanan , pengertian , kesetiaan , kesabaran , dan kerendahan hati .
Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yg menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda . Kita dapat berkorban dalam banyak perkara , mendahulukan kepentingan sesama , melakukan sesuatu bagi mereka , memberikan apa yg kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yg dapat kita lakukan .
Yang mana yang sering kita lakukan ?
Menjadi ulat kecil yg menerima kebaikan orang atau menjadi daun hijau yg senang memberi ….?
Jawabannya…….ada di dalam hati kita sendiri

Untukmu : sahabat-sahabat estu



DISINI INGIN KUMULAI LANGKAH KAKI
07/08/2012, 4:46 am
Filed under: Uncategorized

         Kawan, setelah lama tak ada pemikiran untuk menulis lagi, kini hatiku terbangkitkan untuk menyuruh otak dan tanganku bekerja lagi, membuat rek-orek lagi, siapa tahu ada yang mau membaca. Setidaknya aku ingin setiap kubuka komputer dapat membaca tulisan-tulisanku yang terdahulu. Sebab aku tahu, jarak yang terjauh adalah waktu yang telah berlalu. waktu tidak bisa diputar ulang kembali, apa yang telah terjadi, maka terjadilah, kadang dan sering tidak bisa kita raih lagi.
Seperti apa yang pernah kurasa, banyak hal menemani perjalanan hidup ini, banyak lika-liku yang kubuat sendiri. ingin hal-hal yang terindah kuulang kembali, bersamanya mengarungi panasnya hati di PP, dan tempat lain lagi. Lebih sering bersamanya di SRH. Masih ingatkah dia?.
Makanya aku ingin menuliskan semua untuk mengingat masa yang telah hilang, dapatkah ???. Ingin kucoba dan kucoba lagi, masih tahukah aku cara mendownloadnya. Mbuh gak weruh, tak coba n coba lagi.



BERPIKIR DAN BERJIWA BESAR
11/02/2012, 3:15 am
Filed under: Uncategorized

      Percaya Kita dapat berhasil, maka Kita pun akan benar-benar berhasil. Keberhasilan seseorang ditentukan oleh besarnya cara berpikir seseorang. Kita tidak dapat memindahkan gunung hanya  dengan “mengangankannya”, perlu kepercayaan yang kuat. Cara terbaik untuk memperoleh keberhasilan adalah dengan percaya bahwa Kita dapat berhasil, Kesangsian berjalan bersama-sama dengan kegagalan. Kesangsian adalah kekuatan negative. Ketika pikiran tidak percaya atau ragu, pikiran tersebut menarik “dalih”  untuk menyokong ketidakpercayaan itu.

      Keraguan, ketidakpercayaan, keinginan bawah sadar untuk gagal, perasaan tidak benar-benar ingin berhasil, bertanggung jawab atas sebagian besar kegagalan. Berpikir ragu maka Kita gagal.

      Berpikir menang maka Kita berhasil. Kepercayaan diri berhubungan dengan rasa berharga dalam diri manusia. Setiap orang adalah produk dari pikirannya. Percayalah akan hal-hal yang besar.

      Lakukanlah tindakan mencapai sukses dengan kepercayaan, jujur dan tulus bahwa kita dapat berhasil. Percayalah akan kebesaran dan tumbuhlah dalam kebesaran.

Langkah pertama (dasar) menuju keberhasilan adalah percayalah kepada diri sendiri, percayalah bahwa Kita dapat berhasil.

3 pedoman untuk mendapatkan dan mengokohkan kekuatan kepercayaan.

1. Berpikir sukses, jangan berpikir gagal.

2. Ingatkan diri Kita secara teratur bahwa Kita lebih baik dari yang kita kira.

    Orang sukses ada lah orang biasa yang telah mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri dan apa yang mereka kerjakan. Jangan pernah mengakui keraguan kita atau mengesankan kepada orang lain bahwa kita bukan orang kelas satu.

3. Mempunyai kepercayaan yang  besar. Besar kecilnya keberhasilan kita ditentukan oleh besar kecilnya kepercayaan kita.

 

Semoga terbaca ESTUku



PENDIDIKAN BERKARAKTER DI ESTU
01/02/2012, 12:35 am
Filed under: Uncategorized
  1. 1.      PENDAHULUAN.

Berdasarkan Standar Proses pada kegiatan pendahuluan, Guru :

  1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
  2. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
  3. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
  4. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Contoh Alternatif

  1. Guru datang tepat waktu ( contoh nilai yang ditanamkan : disiplin )
  2. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas ( idem : santun / peduli )
  3. Berdoa sebelum membuka pelajaran ( idem : religius )
  4. Mengecek kehadiran siswa ( idem : disiplin, rajin )
  5. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya ( idem : religius, peduli )
  6. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu ( idem : disiplin )
  7. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan ( idem : disiplin, santun, peduli )
  8. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter
  9. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan selain yang terjkait dengan SK/KD

 

2.    KEGIATAN INTI

Sesuai Permen 41 tahun 2007 pembelajaran melalui 3 tahapan yakni :

  1. Eksplorasi ( peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa )

1)     Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam terkembang jadi guru dan belajar dari aneka sumber  (idem : mandiri, berfikir, logis, kreatif, kerjasama)

2)     Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain   (idem : kreatif, kerja keras)

3)     Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (idem : kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)

4)     Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (idem : rasa percaya diri, mandiri)

5)     Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (idem : mandiri, kerjasama, kerja keras)

 

  1. Elaborasi (pesertya diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam).

1)      Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (idem : cinta ilmu, kreatif, logis)

2)      Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (idem : kreatif, percaya diri, kritis, slaing menghargai, santun)

3)      Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (idem : kreatif, percaya diri, kritis)

4)      Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (idem : kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)

5)      Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (idem : jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)

6)      Memfasilitasi peserta didik  membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (idem : jujur, bertanggungjawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

7)      Memfasil;itasi peserta didik untuk menyajikan hasil karya individual maupun kelompok (idem : percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

8)      Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festifal, serta produk yang dihasilkan (idem : percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

9)      Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri peserta didik (idem : percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

 

  1. Konfirmasi (peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran, kelayakan, atau keberterimaan dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperoleh oleh siswa)

1)      Memberikan umpan balik positif  dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap  keberhasilan peserta didik (idem : saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)

2)      Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (idem : percaya diri, logis, kritis)

3)      Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (idem : memahami kelebihan dan kekurangan)

4)      Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, antara lain dengan guru :

a)      berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (idem : peduli, santun)

b)      membantu menyelesaikan masalah (idem: peduli)

c)      memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (idem: kritis)

d)      memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (idem: cinta ilmu), dan

e)      memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (idem: peduli, percaya diri)

 

  1. 2.      PENUTUP.

Dalam kegiatan penutup, guru:

  1. bersama-sama dengan p[eserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran (idem: mandiri, kerjasama, kritis, logis);
  2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram (idem: jujur, mengetaui kelebihan dan kekurangan);
  3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (idem: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis);
  4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai hasil belajar peserta didik; dan
  5. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar internalisasi nilai-nilai terjadi dengan lebih intensif selama tahap penutup.

1)      Selain simpulan yang terkait dengan aspek pengetahuan, agar peserta didik difasilitasi membuat pelajaran moral yang berharga yang dipetik dari pengetahuan/ketrampilan dan/atau proses pembelajaran yang telah dilaluinya.

2)      Penilaian tidak hanya mengukur pencapaian siswa dalam pengetahuan dan ketrampilan, tetapi juga pada perkembangan karakter mereka.

3)      Umpan balik baik yang terkait dengan produk maupun proses, harus menyangkut baik kompetensi maupun karakter, dan dimulai dengan aspek-aspek positif yang ditunjukkan oleh siswa.

4)      Karya-karya siswa dipajang untuk mengembangkan sikap saling menghargai karya orang lain dan rasa percaya diri.

5)      Kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kemampuan intelektual, tetapi juga kepribadian.

6)      Berdoa pada akhir pelajaran.

Faktor lain yang perlu diperhatikan:

  1. Guru harus merupakan seorang model dalam karakter. Dari awal hingga akhir pelajaran, tutur kata, sikap, dan perbuatan guru harus merupakan cerminan dari nilai-nilai karakter yang hendak ditanamkannya.
  2. Guru harus memberikan reward kepada siswa yang menunjukkan karakter yang dikehendaki dan pemberian punishment kepada mereka yang berperilaku dengan karakter yang tidak dikehendaki. Reward dan punishment yang dimaksud dapat berupa ungkapan verbal dan non verbal, kartu ucapan selamat (misalnya classroom award) atau catatan peringatan, dan sebagainya. Untuk itu guru harus menjadi pengamat yang baik bagi setiap siswanya selama proses pembelajaran.
  3. Hindari mengolok-olok siswa yang datang terlambat atau menjawab pertanyaan dan/atau berpendapat kurang tepat/relevan. Pada sejumlah sekolah ada kebiasaan diucapkan ungkapan Hooooo…. oleh siswa secara serempak saat ada teman mereka yang terlambat dan/atau menjawab pertanyaan atau punya gagasan kurang dapat diterima. Kebiasaan tersebut harus dijauhi untuk menumbuhkembangkan sikap bertanggung jawab, empati, kritis, kreatif, inovatif, rasa percaya diri dan sebagainya.
  4. Guru memberi umpan balik dan/atau penilaian kepada siswa, guru harus mulai dari aspek-aspek positif atau sisi-sisi yang telah kuat/baik pada pendapat, karya dan/atau sikap siswa.
  5. Guru menunjukkan kekurangan-kekurangannya dengan ’hati’. Dengan cara ini sikap-sikap saling menghargai dan menghormati, kritis, kreatif, percaya diri, santun, dan sebagainya akan tumbuh subur.

 Ngeseng,  Awal Nopember  2010



PERAN GURU ESTU SEBAGAI FASILITATOR
27/09/2011, 1:45 am
Filed under: Uncategorized

PERAN GURU ESTU SEBAGAI FASILITATOR
Oleh: Paxtdhoei

Dalam konteks pendidikan, istilah fasilitator semula lebih banyak diterapkan untuk kepentingan pendidikan orang dewasa (andragogi), khususnya dalam lingkungan pendidikan non formal. Namun sejalan dengan perubahan makna pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa, belakangan ini di Indonesia istilah fasilitator pun mulai diadopsi dalam lingkungan pendidikan formal di sekolah, yakni berkenaan dengan peran guru pada saat melaksanakan interaksi belajar mengajar. Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa sebagai fasilitator, guru berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
Peran guru Estu sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat “top-down” ke hubungan kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat “top-down”, guru merasa sebagai “atasan” yang cenderung bersifat otoriter, sarat komando, instruksi bergaya birokrat, bahkan pawang, sebagaimana disinyalir oleh Y.B. Mangunwijaya (Sindhunata, 2001). Sementara, siswa lebih diposisikan sebagai “bawahan” yang harus selalu patuh mengikuti instruksi dan segala sesuatu yang dikehendaki oleh guru.
Berbeda dengan pola hubungan “top-down”, hubungan kemitraan antara guru dengan siswa, guru bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan suasana belajar yang demokratis dan menyenangkan. Oleh karena itu, agar guru dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator seyogyanya guru dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan dalam pendidikan kemitraan, yaitu bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila:
1. Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran
2. Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis (usable).
3. Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan keterampilannya dalam waktu yang cukup.
4. Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa.
5. Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa

Di samping itu, guru seyogyanya dapat memperhatikan karakteristik-karakteristik siswa yang akan menentukan keberhasilan belajar siswa, diantaranya:
1. Setiap siswa memiliki pengalaman dan potensi belajar yang berbeda-beda.
2. Setiap siswa memiliki tendensi untuk menentukan kehidupannnya sendiri.
3. Siswa lebih memberikan perhatian pada hal-hal menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannnya.
4. Apabila diminta menilai kemampuan diri sendiri, biasanya cenderung akan menilai lebih rendah dari kemampuan sebenarnya.
5. Siswa lebih menyenangi hal-hal yang bersifat kongkrit dan praktis.
6. Siswa lebih suka menerima saran-saran daripada diceramahi.
7. Siswa lebih menyukai pemberian penghargaan (reward) dari pada hukuman (punishment).
Selain dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar dan memperhatikan karakteristik individual, juga guru dapat memperhatikan asas-asas pembelajaran sebagai berikut:
1. Kemitraan, siswa tidak dianggap sebagai bawahan melainkan diperlakukan sebagai mitra kerjanya
2. Pengalaman nyata, materi pembelajaran disesuaikan dengan pengalaman dan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa.
3. Kebersamaan, pembelajaran dilaksanakan melalui kelompok dan kolaboratif.
4. Partisipasi, setiap siswa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan sehingga mereka merasa bertanggung jawab atas pelaksanaan keputusan tersebut, sekaligus juga bertanggung atas setiap kegiatan belajar yang dilaksanakannya.
5. Keswadayaan, mendorong tumbuhnya swadaya (self supporting) secara optimal atas setiap aktivitas belajar yang dilaksanakannya.
6. Manfaat, materi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat memberikan manfaat untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa pada masa sekarang mau pun yang akan datang.
7. Lokalitas, materi pembelajaran dikemas dalam bentuk yang paling sesuai dengan potensi dan permasalahan di wilayah (lingkungan) tertentu (locally specific), yang mungkin akan berbeda satu tempat dengan tempat lainnya.
Pada bagian lain, Wina Senjaya (2008) mengemukakan bahwa agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator, maka guru perlu memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar. Dari ungkapan ini, jelas bahwa untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator, guru mutlak perlu menyediakan sumber dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para siswanya.
Terkait dengan sikap dan perilaku guru sebagai fasilitator, di bawah ini dikemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan guru untuk dapat menjadi seorang fasilitator yang sukses:
1. Mendengarkan dan tidak mendominasi. Karena siswa merupakan pelaku utama dalam pembelajaran, maka sebagai fasilitator guru harus memberi kesempatan agar siswa dapat aktif. Upaya pengalihan peran dari fasilitator kepada siswa bisa dilakukan sedikit demi sedikit.
2. Bersikap sabar. Aspek utama pembelajaran adalah proses belajar yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Jika guru kurang sabar melihat proses yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, maka hal ini sama dengan guru telah merampas kesempatan belajar siswa.
3. Menghargai dan rendah hati. Guru berupaya menghargai siswa dengan menunjukan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka
4. Mau belajar. Seorang guru tidak akan dapat bekerja sama dengan siswa apabila dia tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka.
5. Bersikap sederajat. Guru perlu mengembangkan sikap kesederajatan agar bisa diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh siswanya
6. Bersikap akrab dan melebur. Hubungan dengan siswa sebaiknya dilakukan dalam suasana akrab, santai, bersifat dari hati ke hati (interpersonal realtionship), sehingga siswa tidak merasa kaku dan sungkan dalam berhubungan dengan guru.
7. Tidak berusaha menceramahi. Siswa memiliki pengalaman, pendirian, dan keyakinan tersendiri. Oleh karena itu, guru tidak perlu menunjukkan diri sebagai orang yang serba tahu, tetapi berusaha untuk saling berbagai pengalaman dengan siswanya, sehingga diperoleh pemahaman yang kaya diantara keduanya.
8. Berwibawa. Meskipun pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat menunjukan kesungguhan di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan tetap menghargainya.
9. Tidak memihak dan mengkritik. Di tengah kelompok siswa seringkali terjadi pertentangan pendapat. Dalam hal ini, diupayakan guru bersikap netral dan berusaha memfasilitasi komunikasi di antara pihak-pihak yang berbeda pendapat, untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
10. Bersikap terbuka. Biasanya siswa akan lebih terbuka apabila telah tumbuh kepercayaan kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga jangan segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar siswa memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar
11. Bersikap positif. Guru mengajak siswa untuk mamahami keadaan dirinya dengan menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya mengeluhkan keburukan-keburukannya. Perlu diingat, potensi terbesar setiap siswa adalah kemauan dari manusianya sendiri untuk merubah keadaan

Sumber:
Sindhunata. 2001. Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman, Yogyakarta : Kanisius
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.



PERAN GURU ESTU SEBAGAI MOTIVATOR
27/09/2011, 1:34 am
Filed under: Uncategorized

PERAN GURU ESTU SEBAGAI MOTIVATOR
Oleh : Paxtdhoei

Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kita dapat menjumpai beberapa teori tentang motivasi (motivation) dan pemotivasian (motivating) yang diharapkan dapat membantu para manajer (baca: guru) untuk mengembangkan keterampilannya dalam memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi belajar atau kinerjanya secara unggul. Kendati demikian, dalam praktiknya memang harus diakui bahwa upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau dengan kata lain untuk dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal yang sederhana, mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya.
Terlepas dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian tersebut, dengan merujuk pada pemikiran Wina Senjaya (2008), di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa
1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dulu tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, para siswa pun seyogyanya dapat dilibatkan untuk bersama-sama merumuskan tujuan belajar beserta cara-cara untuk mencapainya.

2. Membangkitkan minat siswa.
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa, diantaranya :
 Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu enjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.
 Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelaaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal; dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar.
 Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi, misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan lain-lain.
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang lucu.

4. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikanpujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata. Pujian sebagain penghargaan dapat dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.

5. Berikan penilaian.
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.

6. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
7. Ciptakan persaingan dan kerja sama.
Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antar-individu. Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antarkelompok.
Di samping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar siswa di atas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran, dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat (menantang). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus-kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara semacam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari.
Sumber: Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.



Campursarian
17/09/2011, 4:25 am
Filed under: Uncategorized

MENDUNG RASANING ATI

Dalan iki biyen nate dak lewati

Nalikane joging bareng esuk kuwi

Sendang Sinong-ko  ginurit jroning ati

Saben liwat aku ora biso lali

Tak ulati isih koyo wingi uni

Ora kroso luh tumetes brebes mili

Roso nglangut yen kelingan mring sliramu

Katresnanku rinenggut purbaning phesti

Reff : Dalan iki

SEPUR ARGO LAWU

Sepur-sepur argo lawu mlakune neng yogjokarto

ancur-ancuring atiku bacut edan kowe ra tresno

kreta-kreta dwipangga berhenti mampir di jogja

bukannya aku tak cinta

karna dimarah oleh bapak saya

kreta api argo wilis

aku opo kurang manis

sepure argo muria

kurang bagus opo kurang gagah

kreta api argo anggrek

tampan manis tidak jelek

sepure argo bromo

pilihane bapak wong sing sugih bondo

sepur sepure sri tanjung

larane pacaran wurung

wes tak pikir wes tak petung

pethuk bapakmu sesuk tak penthung